Pipa Berkarat Mengancam Biota Laut

PALU, – Perkembangan industri minyak dan gas di Indonesia sedang mengalami peningkatan yang baik. Hal itu terbukti dengan semakin banyaknya para investor yang bersedia menanamkan modalnya pada industri minyak dan gas di Indonesia.

Sekarang ini teknologi pipa lebih disukai sebagai media dalam menyalurkan hidrokarbon (minyak dan gas) dari satu tempat ke tempat lainnya. Pipa merupakan suatu teknologi dalam mengalirkan fluida seperti minyak, gas atau air dalam jumlah besar dan jarak yang jauh melalui laut atau daerah di lepas pantai.

Karena medan yang dilalui oleh saluran pipa sangat beragam, yakni mulai dari dalam laut, dataran rendah, lembah, dan di dalam tanah, maka dalam pengoperasiannya akan banyak ditemukan berbagai macam persoalan, baik persoalan kelelahan (fatigue), korosi (corrosion), maupun retak (crack).

Akademisi asal Universitas Alkhaairat (Unisa) Palu, Dr. Misriyani, M.Sc, Senin (24/10/2016) dalam penelitiannya mengungkapkan bagaimana besi berkarat atau korosi (corrosion) yang disalurkan dari bawah laut, sangat berbahaya bagi kelangsungan biota laut.

“Bayangkan saja, kalau misalnya pengilangan minyak tadi terkorosi yang akhirnya menyebabkan lubang pada pipa, jelas ekosistem laut akan terganggu akan tercemar limbahnya. Apalagi air laut cepat sekali menyebabkan karat,”terang Misriyani.

Berbekal persoalan itu, ia akhirnya melakukan penelitian berkaitan dengan korosi pada kilang minyak dengan mencari solusi terhadap masalah itu dengan membuat penelitian anti korosi. Sehingga hasilnya tercipta Titanium dioksida atau titania (TiO2) Fotokatalis.

TiO2 adalah salah satu oksida inorganik yang telah lama menarik perhatian dunia penelitian dan industri, sedangkan Fotokatalis adalah bahan yang dapat meningkatkan laju reaksi oksidasi dan reduksi yang diinduksikan oleh cahaya.

“Cara kerjanya, TiO2 bisa mencegah korosi dan dia tidak akan pernah habis karena dia bersifat Fotokatalis yakni suatu bahan yang bisa mempercepat reaksi kimia tanpa ikut bereaksi dengan bantuan matahari. Jadi bahan saya itu bisa mencegah korosi dengan bantuan matahari tanpa matahari tidak bisa,”terang dia.

Selama ini yang dilakukan pihak pengilangan minyak untuk mencegah korosi pada pipa hanya menggunakan material yang dikorbakan, misalnya magnesium. Cara kerjanya, pipa besi yang mudah berkarat dilapisi magnesium, tujuannya supaya magnesium yang terkorosi duluan, istilahnya Proteksi Katoda. Namun cara itu, membutuhkan biaya yang sangat besar.

“Dengan TiO2 Fotokatalis, pemeliharaan pipa lebih murah karena menggunakan tenaga matahari. Namun, penelitian saya ini baru bersifat teori belum pernah menjadi bahan praktek. Mungkin ke depan sebaiknya bisa menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya,”tutup Misriyani.(mercusuar.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

%d bloggers like this: