Palu, – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu mulai melakukan pemetaan titik-titik rawan bencana di Kota Palu. Hal itu untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana banjir ataupun longsor.
Demikian disampaikan Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Palu, Subhan Haris, Senin, 24 Oktober 2016.
“Adapun titik-titik wilayah yang merupakan daerah rawan bencana yaitu, Tipo, Watusampu, Silae, Kabonenena, Baiya, Pantoloan, Pantoloan Boya, Tondo, dan Lasoani,” ungkapnya.
Kata dia, daerah-daerah tersebut langganan banjir apabila intensitas curah hujan di Kota Palu meningkat. Selain itu, kata Subhan, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada seluruh warga agar mengungsi ke dataran tinggi jika banjir terjadi.
“Daerah-daerah tersebut masuk ke dalam pemetaan yang kami lakukan. Wilayah tersebut rawan bencana banjir, jika intensitas curah hujan cukup tinggi,” ungkapnya.
Selain itu, menurut Subhan, dari data Badan Meteorologi Klimotolgi, Geofisika (BMKG) Kota Palu intensitas curah hujan hingga bulan Maret 2017 antara 1000-1500 mm atau berada di atas normal.
Subhan mengimbau kepada kepada seluruh warga, untuk dapat menjaga kebersihan lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah sembarangan dan membersihkan selokan-selokan (drainase) di lingkungannya masing masing.
“Untuk status siaga BPBD juga sudah membuatkan tim untuk membuka posko pengaduan atau pelaporan warga yang siaga 24 jam, yang terbagi dalam dua shift apabila terjadi bencana,” ungkapnya.
Kata dia, penanggulangan bencana itu bukan hanya tanggung jawab pemerintah melainkan semua lapisan masyarakat.
“Berdasarkan amanat UU 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana menyatakan bahwa penanggulangan bencana adalah usaha bersama, maka kita berharap peran dan partisipasi dari semua pihak bisa dapat terkoordinasi dengan baik,” ungkapnya. (metrosulawesi)