Perusahan Tambang di Morowali Diduga Beli BBM Bersubsidi

MOROWALI, – Pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang masuk di sejumlah perusahaan tambang di Kabupaten Morowali kini mulai menuai masalah.
Ada dugaan bahwa pemasok BBM didominasi oleh perusahaan penyuplai dari luar daerah Morowali, sehingga putra daerah yang juga memiliki legalitas lengkap untuk menyuplai BBM industri tidak terlayani lagi.

Dugaan lain yang muncul adalah ada pihak yang memasukkan BBM bersubsidi tanpa melalui proses perizinan yang legal, dan dijual dengan harga industri kepada pihak perusahaan tambang. Hal itu dinyatakan oleh seorang narasumber yang enggan disebut namanya demi menjaga keselamatan dirinya.

“Saya bukannya takut untuk berbicara, tapi untuk sementara, demi keselamatan saya, identitas saya tidak usah disebut, di beberapa perusahaan tambang Morowali kuat dugaan bahwa penyuplai BBM ada permainan tingkat tinggi sehingga pengusaha lokal tidak terakomodir, coba kalau berani aparat membongkar ini, saya jempol mereka” ungkapnya.

Bupati Morowali, H Anwar Hafid yang dikonfirmasi via pesan singkat, Senin (26/9/2016) mengaku tidak tahu-menahu mengenai hal tersebut, namun dirinya tidak menampik telah berulang kali membuat rekomendasi kepada perusahaan tambang untuk mengakomodir pengusaha lokal.

“Kalau itu saya tidak tau, karena itu kan sudah sangat spesifik dengan bisnis, sebaiknya dicross cek langsung karena jangankan menghimbau, saya sudah cukup banyak rekom saya keluarkan tapi belum ada yang terakomodir” urainya.

Ditanyakan mengenai keberadaan Perusahaan Daerah (Perusda) yang dianggap mati suri karena tidak ada perkembangan setelah diberikan penyertaan modal senilai kurang lebih dua milyar, Anwar Hafid tak memberi tanggapan, padahal jika dimanfaatkan dengan baik, bisa menghasilkan PAD khususnya sebagai pemasok BBM industri ke perusahaan tambang.

Sementara itu, Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Daerah (BP2TD) Morowali, Andi Irman yang juga dikonfirmasi via handphone menjelaskan dengan singkat bahwa, pihaknya hanya sebatas mengeluarkan izin bagi yang ingin berusaha dan tidak mencampuri hubungan kerjasama.

“Intinya kami hanya siapkan izin bagi setiap usaha, tidak sampai ke hubungan kerjasama dengan perusahaan tambang, namun demikian dalam waktu dekat kami pasti akan turun lapangan untuk melakukan pendataan mengenai izin pemasok BBM di perusahaan tambang” jelasnya.

Berdasarkan hasil investigasi tim dari media ini, salah seorang penyuplai BBM yang tinggal di Desa Laroenai, Kecamatan Bungku Pesisir menjelaskan bahwa BBM berasal dari Abu Dhabi dan Malaysia, yang kemudian dibawa ke Kalimantan serta langsung ke Kendari, yang seterusnya diantar langsung ke pelabuhan masyarakat Laroenai dan dimasukkan ke PT TAS, PT Mahligai, dan PT Transon.

Bahkan di kantor mereka dijaga ketat 4 anggota polisi bersenjata berpakaian preman. Sempat ditanyakan oleh salah satu awak media bahwa keberadaan mereka di tempat tersebut bukanlah untuk menjaga kantor, namun untuk melakukan penangkapan sesorang.(mercusuar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

%d bloggers like this: