Palu – Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, mendapat jatah pasokan beras sebanyak 500 ton dari Sulawesi Selatan guna mengamankan stok pangan di daerah itu.
“Beras dari provinsi tentangga tersebut kini sudah ada di gudang Sub Bulog Poso,” kata Kepala Bidang Pelayanan Publik Perum Bulog Sulteng Abdul Gani di Palu, Senin (28/12/2015).
Ia mengatakan bahwa sepekan sebelumnya, sebanyak 2.000 ton beras asal Jatim juga tiba di Palu dan seluruhnya masuk ke gudang Bulog di Kelurahan Tondo, Palu Utara.
Langkah mendatangkan beras dari luar sudah biasa dilakukan Bulog ketika stok beras di gudang menipis akibat realisasi pengadaan lokal tidak mencapai target yang ditetapkan.
Sulteng, kata dia, termasuk salah satu daerah yang pada musim panen (MP) 2015 ini tidak bisa memenuhi target pengadaan.
“Kita hanya mampu menyerap sekitar 26.000 ton dari target pengadaan 40.000 ton,” katanya.
Karena itu, Bulog Sulteng harus mendatangkan beras dari dua daerah yakni Sulsel dan Jatim agar stok pangan tetap aman.
Pasokan beras dari Sulsel dan Jatim guna mengantisipasi masa paceklik selama dua bulan ke depan karena panen baru akan berlangsung akhir Maret dan awal April 2016.
Di satu sisi, Bulog harus menyediakan stok untuk penyaluran beras untuk keluarga sejahtera (rastra) kepada rumah tangga sasaran (RTS) di 13 kabupaten dan kota di provinsi ini.
Tidak tercapainya target pengadaan beras di Sulteng karena harga beras di tingkat petani jauh di atas harga pembelian pemerintah (HPP).
Sementara Bulog, kata Gani, membeli beras petani sesuai HPP. HPP beras ditetapkan pemerintah Rp7.300/kg, sedangkan harga beras di tingkat petani di seluruh wilayah Sulteng sekitar Rp8.000/kg.
Otomatis, kata dia, Bulog sulit membeli karena selisih harga yang sangat mencolok.ANT