SIGI-Penyakit langka, Scistosomiasis yang ditemukan di dataran Lore sejak tahun 70-an hingga kini belum juga tertangani, bahkan penyebarannya sudah mencapai 5 kecamatan yakni Lore Utara, Lore Timur, Lore Tengah, Lore Peore dan Lore Barat. Kecamatan Lore Selatan hingga kini masih belum terjangkit.
Anggota Komisi 2 DPRD Poso, Normasinta Kalahe, megatakan prevalensi masyarakat yang terkena penyakit yang berasal dari keong kecil ini jumlahnya sudah mencapai diatas 1 persen. Karena itu dirinya mendesak pemerintah untuk segera melakukan langkah cepat dalam menanganinya.
“Program lintas sektor, antara dinas peternakan, pertanian, PU dan kesehatan diperlukan agar penyakit ini bisa tertangani dengan baik dan cepat,” katanya. Dalam APBD 2016, pemerintah daerah lewat dinas peternakan sudah mengalokasikan anggaran untuk pengadaan itik sebanyak 544 ekor yang akan diberikan kepada warga yang ada di daerah dimana titik penyebaran penyakit Scistosomiasis.
Sebelumnya pengadaan itik sudah dilaksanakan oleh dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, namun pola pembagiannya dinilai tidak tepat sehingga program baik ini gagal. Bahkan DPRD dalam laporannya mengatakan program itu menjadi gulai itik karena sebagian warga yang mendapatkan justru menjadikannya masakan.
“Kita harap pembagiannya tahun ini benar-benar tepat sasaran yakni hanya pada daerah yang memang menjadi titik penyebaran wabah ini, jadi satu rumah tangga tidak hanya 1 atau 2 ekor saja diberikan sehingga bisa diternakkan,” ujar Sinta Kalahe.SULTENGPOS