PALU-Para pendamping desa yang ditempatkan di setiap kabupaten/kota diminta mampu memahami setiap karakter masyarakat di tempat mereka bertugas.
“Bukan profesi gampang dan banyak yang nyerah karena tidak sanggup bila ditaruh di tempat terpencil atau komunikasi yang kurang baik, saat menghadapi watak masyarakat yang sulit menerima orang luar. Apalagi bila mereka harus ditempatkan di daerah terpencil dengan watak masyarakat yang sangat konservatif,” kata Wakil Gubernur (Wagub) Sulteng, Sudarto di Palu baru-baru ini.
Menurut Sudarto, memberdayakan masyarakat bukan pekerjaan mudah, sebab karakter masyarakat yang satu dengan yang lain berbeda. Kondisi seperti memerlukan kecerdasan hati dan intelektual para pendamping desa dalam melaksanakan tugas.
Pendamping desa di Sulteng berdasarkan hasil seleksi berjumlah 160 orang.
Karena tugas yang berat di masyarakat itu, Wagub Sudarto mengimbau para pendamping untuk banyak-banyak bermasyarakat.
Selain itu, para pendamping desa juga harus banyak-banyak memunculkan ide-ide kreatif dalam membangun desa.
“Tugas tambahan yah membina masyarakat, kalau di situ ada olahraga yah kalian ikut (membina), kalau ada posyandu yah kalian koordinir,” imbuhnya.
Para pendamping desa juga harus melakukan banyak hal di desa, seperti memfasilitasi perencanaan, pelaksanaan, administrasi, pelaporan, pengendalian dan pelestarian program.
Pihaknya juga meminta kepada Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa untuk selalu memonitor kinerja pendamping dan memberi apresiasi bagi mereka yang berprestasi.
“Bagi yang berhasil dan sukses, beri tanda penghargaan, bagi yang tidak yah kasih teguran,” usul wagub.
Sebelumnya, Sudarto mengatakan para pendamping desa harus siap mental dan memiliki pengatahuan luas saat menjalankan tugas di desa serta kawasan terpencil.
Dia mengakui jika tugas-tugas pendamping di lapangan sangat berat, jadi perlu dibekali dulu sebelum terjun di lapangan.SULTENGPOS