Ratusan Desa di Sulteng Butuh Bidan

Palu – Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Sudarto mengungkapkan, dari 2.030 desa dan kelurahan di Sulteng, sebanyak 578 diantaranya belum memiliki tenaga kesehatan bidan. Hanya Kota Palu yang seluruh kelurahannya telah memiliki bidan.

Hal itu dikemukakan Sudarto saat membuka seminar nasional bertema “Bidan Mengawal 1000 Hari Pertama Mewujudkan Generasi Berkualitas” di Restaurant Marannu, Palu, Kamis (29/10/2015).

Seminar digelar Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Sulawesi Tengah dalam rangkaian memperingati HUT IBI ke 64 yang jatuh pada 24 Juni 2015.

“Dengan meningkatnya kematian ibu dan bayi di Sulteng, maka selain dokter sangat dibutuhkan bidan yang berkualitas di desa-desa,” ungkapnya.

Dia mengatakan, pemerintah daerah akan terus berupaya memenuhi kebutuhan bidan di daerah ini. Sudarto menjelaskan, upaya pemenuhan tenaga bidan diantaranya melalui pengangkatan bidan PTT pusat dan daerah.

Disebutkan, usul penambahan formasi tenaga kesehatan pegawai tidak tetap (PTT) pusat dan daerah. Dia menguraikan, kebutuhan bidan PTT yang diusulkan yakni 703 orang. Sedangkan jumlah yang disetujui formasi PTT pusat yakni 342.

Upaya lainnya adalah pengusulan formasi khusus pengangkatan CPNS serta pengangkatan honor daerah. Sampai saat ini, jumlah tenaga bidan di Sulteng tercatat 3.294 yang tersebar di 13 kabupaten/ kota se Sulteng.

“Pemenuhan desa yang mempunyai bidan sudah mencapai 88,37 persen yaitu sebanyak 1.794 desa/ kelurahan dari 2.030 desa kelurahan,” ungkap Sudarto.

Sementara itu, Ketua Pengurus Daerah (PD) IBI Sulteng Mardiani Mangun menjelaskan, pihaknya terus mengupayakan bidan PTT di Sulawesi Tengah terangkat menjadi PNS.

“Kami konsen terhadap bidan pegawai tidak tetap (PTT) yang tadinya diputus kontrak kerja, melalui organisasi kerja sama pemda dan DPD insyaallah bidan PTT akan diangkat secara otomatis, tanpa dites sehingga mereka mempunyai masa depan,” kata Mardiani Mangun.

Permasalahan lain yang juga menjadi perhatian IBI Sulteng adalah pendidikan bidan yang masih diploma satu (D1). Sedangkan peraturan saat ini mewajibkan tingkatan diploma tiga (D3).

“Hal ini juga menjadi perhatian IBI untuk membantu pendidikan berkelanjutan para bidan,” ujar Mardiani Mangun yang Ketua Asosiasi Pendidikan Kebidanan Wilayah Sulteng.

Anggota DPD RI dr Delis Julkarson Hehi yang juga hadir dalam seminar menyampaikan bidan memiliki tiga resiko saat bekerja diantaranya resiko tertular penyakit, beban psikis dan tuntutan hukum.

Oleh karena itu, menurutnya dengan tiga resiko tersebut merupakan alasan kuat mengapa bidan juga harus mendapatkan sertifikasi dan pengakuan dari pemerintah.

Adapun seminar digelar sebagi bentuk pembinaan kepada anggota IBI. Sebab, kata , Ketua PD IBI Sulteng Mardiani Mangun, bidan tugasnya bukan hanya sebelum ibu mengandung tapi juga sesudah melahirkan.

“Dengan pekerjaan yang baik sebagai bidan diharapkan dapat melahirkan generasi yang berkualitas ke depannya. Saat ini, angka kematian ibu masih tinggi,” ungkapnya.

Dia berharap bidan yang hadir di seminar lebih memperhatikan tugas dan fungsinya terutama di program pemerintah dalam mengawal generasi yang berkualitas.

“Pengetahuannya bertambah, motivasi kerja bertambah,” tegas Mardiani yang juga dosen di Poltekkes Kemenkes Palu.

Dia berharap bidan perwakilan yang hadir dapat menyebarkan informasi yang diperoleh dari seminar ini ke daerah asalnya masing-masing. Setelah seminar akan disusun rekomendasi yang akan disampaikan kepada Gubernur Sulawesi Tengah. (yul/byu)

Pasha Hadir, IBI Bantah Bermuatan Politik

Calon wali kota dan wakil wali kota Hidayat-Sigit Purnomo hadir di tengah-tengah peserta seminar nasional bertema “Bidan Mengawal 1000 Hari Pertama Mewujudkan Generasi Berkualitas” di Restaurant Marannu, Palu, Kamis (29/10/2015). (Foto : Bayu Pramana Putra)Sementara itu, saat seminar masih berlangsung, tiba-tiba calon wali kota dan wakil wali kota Hidayat-Sigit Purnomo hadir di tengah-tengah peserta. Sontak, peserta yang didominasi perempuan berfoto bersama dengan Sigit Purnomo atau Pasha Ungu.

Agar tak disebut ada nuansa politik, buru-buru Pasha Ungu membantah bahwa kehadirannya untuk kampanye. Dia mengatakan kehadirannya untuk menghibur peserta. Pasha pun membawakan dua lagu di acara itu.

“Hanya spontanitas melihat peserta yang hadir kebanyakan adalah penggemarnya,” bantah Ketua IBI Sulteng Mardiani Mangun yang dikonfirmasi terpisah.

Meski begitu, Hidayat yang diberi kesempatan berbicara di hadapan peserta mengungkapkan, bahwa dia sangat memperhatikan nasib bidan selaku ujung tombak dalam proses pembentukan generasi mendatang.

Hidayat-Sigit pun menyempatkan diri foto bersama dengan peserta dan juga panitia yang hadir pada acara tersebut. Sebelum meninggalkan tempat pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Palu ini bernyanyi bersama dengan panitia dan diikuti oleh peserta. Pasha Ungu, artis ibu kota itu membawakan dua lagu yaitu Demi Waktu dan Tercipta Untukku.(ms)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

%d bloggers like this: