PALU-Kota Palu, mengalami kekurangan bahan baku untuk pengembangan usaha industri bawang khas daerah itu karena minimnya petani yang menanam bawang.
Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kota Palu, Muchlis Abd Umar mengemukakan, dalam lima bulan terakhir ini, permintaan bawang goreng meningkat drastis namun tidak bisa dipenuhi karena bahan baku kurang.
“Banyak faktor yang membuat Pemkot Palu defisit bahan baku bawang goreng,” ucapnya, Kamis (22/10/2015).
Menurut dia, Pemkot Palu memiliki kurang lebih 300 hektare lahan pertanian bawang, yang produktifitasnya mencapai 5,2 ton/hektare. Lahan itu terdapat di dua wilayah yakni Kecamatan Palu Utara dan Palu Barat.
Namun produksi tidak maksimal karena sulitnya air untuk menggarap lahan akibat musim kemarau yang berkepanjangan.
Bawang goreng merupakan salah satu komoditi industri yang menjadi andalan pemerintah kota dalam pengembangan pangan sebab bawang goreng ini khas dan tidak bisa ditemukan di daerah lain di Indonesia.
Sementara itu seorang pengusaha bawang goreng Mbok Sri Palu mengaku kesulitan memenuhi permintaan konsumen karena kesulitan memperoleh bahan baku. Namun hal itu tidak membuat harga jual naik.
“Kami mempertahankan harga jual dan kualitas karena itu komitmen kami terhadap pelanggan,” ujarnya. ANT