Permintaan Menurun, Pengusaha Ayam Potong Protes Manajer PT SMI

Bungku – Warga di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, mengeluhkan dugaan monopoli usaha peternakan ayam potong oleh Manajer Administrasi dan Finance PT Sulawesi Mining Invesment (SMI), Slamet Panggabean.

Pasalnya, salah satu bos di manajemen perusahaan yang tengah membangun infrastruktur smelter di Bahodopi itu, diduga memiliki usaha peternakan ayam potong di sebuah lokasi di Desa Labota, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali.

Warga menduga, pihak perusahaan mendapat suplai ayam potong dari peternakan milik Slamet Panggabean itu. Sehingga, warga lokal yang memiliki usaha ayam potong dan selama ini menyuplai ke pihak perusahaan, merasa usahanya bakal terancam terhenti.

“Tidak ada artinya pemberdayaan yang dilakukan pihak perusahaan bagi masyarakat lokal kalau usaha kami justru di monopoli,” ujar seorang warga yang selama ini mengelola usaha ayam potong di Bahodopi.

“Usaha kami bisa terhenti, karena sudah di monopoli oleh orang perusahaan sendiri,” tambahnya, sembari membawa beberapa wartawan di lokasi peternakan ayam potong milik Slamet Panggabean, Rabu (07/10/2015) petang.

Budget dari pihak perusahaan juga, kata warga itu, telah berkurang dibandingkan sebelumnya. Menurutnya, dengan dibangunnya smelter (pabrik) dan semakin bertambahnya tenaga kerja, justru seharusnya semakin bertambah.

“Saya lihat budgetnya turun, seharusnya kan bertambah. Mungkin karena sudah ada suplay dari ayam potong Pak Slamet ini,” duganya.

Pantauan Metrosulawesi, lokasi peternakan ayam potong milik Slamet Panggabean, berada kurang lebih 500 meter dari jalan poros Trans Sulawesi di Desa Labota, Kecamatan Bahodopi. Arealnya pun cukup luas membentang. Di dalam areal itu ada rumah makan dan beberapa cottages di belakangnya, serta mushalah. Ada pula kolam ikan tambak dan kebun sayur-sayuran, serta kandang peternakan ayam kampung, ayam petelur dan ayam potong.

Slamet: Bukan Monopoli, Tapi Percobaan Berkelanjutan

Sementara, Manager Administrasi dan Finance PT SMI, Slamet Panggabean, dikonfirmasi Metrosulawesi via telepon seluler, Kamis (08/10/2015), membantah dugaan monopoli yang dialamatkan kepadanya itu.

Menurut Slamet, peternakan ayam potong yang dikelola anak buahnya di Desa Labota itu, bukan untuk di suplay ke perusahaan, apalagi sampai melakukan monopoli. Tapi, itu semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan di rumah makan yang dikelola anak buahnya.

“Tidak seperti itu, bukan monopoli, tapi itu percobaan. Ayamnya juga hanya 200 ekor, itu dipakai untuk di rumah makan sendiri kok, jangan di dengar isu yang tidak benar,” bantah dia dari balik telepon genggam.

Slamet menjelaskan, peternakan ayam yang dibukanya itu merupakan percobaan. Bertujuan untuk mengetahui dan memahami prospek peternakan dalam rangka pemberdayaan usaha masyarakat lokal menjadi lebih baik.

Bukan hanya di bidang peternakan saja, kata dia, tapi juga di bidang perkebunan dan bidang lainnya yang memungkinkan untuk dikembangkan ke depan. Bahkan, areal perkebunan dan peternakan miliknya itu, akan dijadikan sebagai taman pendidikan dan pelatihan dalam upaya penguatan pemberdayaan masyarakat lokal.

“Makanya kita perlu lakukan percobaan dulu, bagaimana kebutuhan bahan bakunya, pengelolaannya, pemeliharaannya, pasarannya dan hitung-hitungannya juga. Supaya nanti kalau semuanya sudah siap, kita di Morowali ini khususnya di Bahodopi tidak bergantung lagi bahan bakunya dari luar daerah,” jelas Slamet.

“Ada juga peternakan ayam kampung, nantinya itu kita berikan ke masyarakat, coba bayangkan kalau masyarakat kita berikan ayam kampung untuk dipelihara dan dikembangkan ke depan,” tambahnya.

Intinya, kata Slamet, apa yang dilakukannya itu bukan untuk meraup keuntungan pribadi, apalagi melakukan monopoli. Tapi, tujuannya adalah untuk membantu pemerintah daerah dalam membangun sebuah sistem pemberdayaan masyarakat lokal yang berkelanjutan di kawasan industri Morowali.(ms)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

%d bloggers like this: