Sering Makan Korban, Warga Pipikoro Keluhkan Jembatan Gantung Mokoe

PALU-Warga di Kecamatan Pipikoro mengeluhkan kondisi jembatan gantung Mokoe di Desa Koja yang sering memakan korban. Pemerintah pun diminta segera melakukan perbaikan.

Tokoh Masyarakat Desa Onu, Max Udo mengatakan jembatan gantung merupakan satu-satunya akses yang menghubungkan sedikitnya sembilan desa di wilayah itu. Namun, karena kondisinya yang sudah tidak layak dilintasi, membuat masyarakat resah.

“Masing-masing desa yang terhubung adalah Desa Koja, Lawe, Siwongi, Biro, Lonebasa, Porelea, Kilo, Morui dan Onu. Bahkan jika masyarakat hendak menuju Desa Kantewu I, Kantewu II, Peana, Pelempea hingga Mapahi ketika dari Koja harus melintasi jembatan itu juga, kecuali berputar turun ke Kulawi Selatan dan melewati Desa Lempelero dan Pilimakujawa. Tapi khusus sembilan desa tadi sudah jelas dihubungkannya,” jelas Max ditemui di Desa Onu belum lama ini.

Menurutnya, sudah beberapa kali pengendara yang terjatuh saat melintasinya, karena kondisi jembatan yang sangat bergoyang.

“Seringnya ojek-ojek yang membawa barang bawaan, terjatuh ke sungai karena tidak imbang. Beberapa bulan lalu juga pernah ada yang meninggal dunia. Ini memprihatinkan. Tolong pemerintah memperhatikan keadaan ini dan secepatnya melakukan perbaikan,” pintanya.

Dia mengatakan, jembatan gantung itu rawan kecelakaan mengingat hanya terdapat kawat atau labrang pengikat, namun penghalang di sisi kiri dan kanan kebanyakan sudah tidak ada.

Sementara guncangan di jembatan itu sangat kuat saat dilintasi, sehingga pengendara yang tidak dapat mengimbangi kendaraannya bisa saja terjatuh ke sungai.

Ia juga menjelaskan, belum lagi jarak ketinggian antara jembatan dengan dasar sungai berbatu sekitar puluhan meter membuat korban dimungkinkan mengalami luka parah hingga meninggal dunia. Kondisi kayu penopang yang dilintasi kendaraan pun terlihat sudah banyak terlepas dari paku pengikatnya. Bahkan sebagian kayu itu sudah terlepas dan lapuk.

“Jika pemerintah tidak segera memperbaikinya, masyarakat pun akan terus menerus cemas. Semoga keluhan kami ini didengar dan dapat disikapi pemerintah,” tutup Max(ms)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

%d bloggers like this: