PGRI Sulteng, Perjuangkan Kesejahteraan Guru Honorer dan Swasta

PALU-PGRI Sulteng tengah memperjuangkan para guru swasta dan honorer (guru non-PNS), agar mendapatkan kesejahteraan yang wajar serta perlindungan dalam menjalankan tugasnya.

Ketua PGRI Sulteng, Nursalam mengatakan, pembinaan kompetensi yang paling menyedihkan selama ini menimpa guru honorer dan swasta. Secara kepegawaian, mereka tidak memiliki status yang jelas, apalagi jabatan dan kepangkatan yang hingga kini belum diatur.

“Kesejahteraannya tidak memperoleh perhatian yang wajar. Karenanya pengurus PGRI akan kembali memperjuangkan para guru honorer yang ada di daerah pelosok untuk persiapan pengangkatan tenaga honorer secara bertahap mulai tahun depan, seperti janji Menteri PAN-RB,” kata Nursalam kepada Sulteng Post, Rabu (30/9/2015).

Hal tersebut kata Nursalam, telah diusulkan kepada pemerintah, agar guru non PNS mendapat perhatian. Guru honorer dan swasta perlu dilakukan penilaian kinerja, diatur kepangkatan dan jabatannya.

“Saat ini masih dalam proses pembahasan. Guru non PNS juga harus diberikan pembinaan profesi dan kompetensi, penuhi hak-haknya dan mendapat perlindungan dalam menjalankan tugas,” ujar Kadispora Kota Palu ini.

Sebagai salah satu upaya mewujudkan hal tersebut, PGRI Sulteng akan menggelar rapat pimpinan wilayah pada 15 Oktobe mendatang.

“Insya Allah, kita akan laksanakan rapat pimpinan wilayah yang akan dihadiri perwakilan pengrus PGRI 13 kabupaten/kota,” katanya.

Nurslaam mengatakan, papat tersebut akan mengevaluasi beberapa program yang telah dilaksanakan serta menindaklanjuti beberapa keputusan-keputusan dari pengurus besar (PB) PGRI pusat, yakni implementasi keputusan dari PB, Menpan dan komisi II DPR RI tentang pengangkatan honorer pada 2016.

“Terkait dengan hal tersebut pengurus PGRI Sulteng menyikapi dengan menyebarluaskan informasi hingga sampai ke pelosok desa, dan yang lainya adalah mensosialisasikan beberapa kebijakan pengurus besar dan hasil pertemuan dengan Kemendikbud, dalam hal pengembangan guru kedepan, khususnya menyangkut presonalisme menyangkut kesejahteraan guru serta pengtembangan guru,” jelas nursalam.

“Sasya berharap dengan pertemuan itu nanti bisa memperjuangkan nasib semua guru yangada di Sulawesi Tengah,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

%d bloggers like this: