BANGGAI- Pihak Dinas Pertanian Banggai berjanji menelusuri kebenaran perolehan pupuk subsidi milik kelompok tani Sintuwu II Desa Nonong, Kecamatan Batui yang memperoleh pupuk dari pengecer Kecamatan Batui Selatan.
Petugas Pengawasan, Dinas Pertanian, Aloysius Nasus mengatakan, akan mengklarifikasi balik perolehan data akurat kebenaran informasi yang dikatakan oleh Ketua Kelompok Situwu II Nawir yang mengatakan pupuk diperoleh dari pengecer Batui Selatan bernama Sundung dengan syarat membuat surat pernyataan dan membawa RDKK.
Menurutnya, klarifikasi itu sangat penting dilakukan jangan sampai pupuk yang diberikan kepada kelompok tani di Desa Nonong mempengaruhi jumlah kuota milik petani di Kecamatan Batui Selatan. “Kita klarifikasi ke kelompok tani dan pengecer Batui Selatan, guna menghindari kekeliruan informasi. Sebab, saat ini Banggai mengalami krisis pupuk ,” terang Aloysius Nasus belum lama ini.
Kalaupun pupuk yang diperoleh petani Nonong tidak mempengaruhi kuota milik petrani Batui Selatan tidaklah jadi soal.
Terpisah pengecer Batui Yusran dikonfirmmasi via telpon mengaku, Ketua Kelompok Tani Sintuwu II bernama Nawir tidak pernah meminta pupuk ke pengecer di Kecamatan Batui. Bahkan, Yusran juga mengaku tidak kenal dengan nama Nawir.
“Kalau kelompok tani itu (Kelompok Tani Sintuwu II Desa Nonong, red) tidak pernah minta ke saya, bahkan saya juga tidak kenal yang namanya Nawir,” kata Yusran.
Menurutnya, sekalipun kelompok tani punya modal untuk memperoleh pupuk, tapi untuk mendapatkan pupuk harus melalui pengecer resmi di Batui. Itu bertujuan, tidak saling menganggu wilayah distribusi pupuk. Pengambilan pupuk yang menggunakan RDKK milik kelompok tani, Yusran mengatakan RDKK sudah lebih dahulu dimasukan oleh PPL ke pengecer resmi Kecamatan Batui. Sehingga yang bersentuhan dengan pupuk subsidi di wilayah Batui harus melalui dirinya.
“Untuk kuota pupuk Desa Nonong tergantung dari RDKK. Semenatra petuags PPL sudah memasukan RDKK-nya ke saya, kalaupun petani Nonong membutuhkan pupuk dan membutuhkan pemodal, permintaan kuota pupuk harus melalui saya dulu, tidak bisa saling menyerobot wilayah,” ujar Yusran.
Pengecer pupuk Batui selatan tidak pernah menyampaikan kepada Yusran soal dengan permintaan kuota pupuk dari Kelompok Tani Sintuwu II. Justru yang menghubungi Yusran, adalah distributor. “Jujur saja, yang pernah menghubungi saya Itu hanya distributor bukan Sundung, katanya itu pupuk untuk kepentingan proyek, di Desa Nonong ,” tuturnya