Sulteng Post – Pasca peristiwa baku tembak antara Polisi dan kelompok sipil bersenjata di gunung Auma, Desa Kilo Kecamatan Poso Pesisir Utara berdampak pada lumpuhnya aktifitas perekonomian masyarakat setempat. Lumpuhnya perekonomian disebabkan warga yang sudah tidak dapat berkebun.
Situasi itu dibenarkan anggota DPRD Poso, Iskandar Lamuka yang mengatakan ratusan kepala keluarga yang ada di tiga desa yakni Desa Kilo, Desa Trimulya dan Desa Maranda mengalami kesulitan hidup karena belum bisa mengambil hasil kebunnya karena masih takut dan trauma pasca peristiwa baku tembak yang terjadi beberapa waktu lalu.
“Yang jelas kondisi masyarakat sudah sangat memperihatinkan.” Kata Iskandar pada media ini,Rabu (9/9).
Terkait kondisi yang dialami oleh masyarakar di tiga desa tersebut, Iskandar meminta agar ada perhatian dan penanganan khusus oleh pemerintah daerah dan meminta pula kepada pemerintah untuk segera turun langsung menangani kondisi yang di masyarakat.
“Secepatnya harus ada penanganan terhadap warga yang ada di tiga desa tersebut. Ini bukan main mai. Masyarakat benar-benar kondisinya sudah sangat memperihatinkan” jelas Iskandar.
Sementara itu, Seorang warga yang ditemui media ini mengungkapkan bahwa faktor rasa tidak aman yang menyebabkan dirinya maupun warga lainnya memilih untuk tidak berkebun di lokasi yang kini sedang dilakukan operasi Polisi.
Dia mengakui, untuk bertahan hidup, dirinya hanya mengandalkan tabungan meskipun demikian bila kondisi itu terus berlanjut akan berdampak pada kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.