Palu – Para pedagang luar daerah dalam sebulan terakhir ini banyak memburu beras produksi petani Sulawesi Tengah untuk diperdagangkan ke daerah mereka.
“Kalau dahulu hanya pedagang dari Manado dan Gorontalo, sekarang ini pedagang dari Pulau Jawa juga datang membeli beras di Sulteng,” kata Kepala Bulog Sulteng, Mar’uf, Kamis (20/8/2015).
Ia mengatakan pedagang luar daerah sekarang ini banyak berkeliaran di sentra-sentra produksi beras di Sulteng untuk mengumpul beras.
Kehadiran mereka membeli beras petani, kata Ma’ruf, berpengaruh terhadap pengadaan beras stok nasional yang dilakukan Bulog Sulteng.
Para pedagang luar mematok harga jauh di atas harga pembelian pemerintah (HPP) sehingga Bulog harus berkerja keras bersaing dengan mereka.
Bahkan, kata Ma’ruf, para mitra Bulog (swasta) juga sulit merealisasi pembelian beras, sebab harga di tingkat petani dan penggilingan padi mengalami kenaikan dan semakin menjauh dari HPP.
HPP beras ditetapkan pemerintah adalah Rp7.300/kg, sementara harga patokan pedagang luar mencapai Rp8.500/kg.
“Otomatis petani dan penggilingan memilih menjual kepada para pedagang dari luar daerah,” ujarnya.
Menurut dia, masuknya pedagang dari Jawa membeli beras petani di Sulteng baru pertama kali terjadi selama kurun beberapa tahun terakhir ini.
Biasanya, kata dia, yang datang membeli beras di Sulteng adalah pedagang dari Manado dan Gorontalo. Tetapi sekarang ini pedagang dari Jawa datang membeli beras petani di Sulteng.
Hal tersebut dikarenakan kemarau panjang yang melanda beberapa daerah, terutama paling parah di Jawa dan Sumatera, mendorong para pedagang dari Jawa datang membeli beras di Sulteng(ms)