Istri Bado, Pastikan Jenazah di RS Bhayangkara adalah Suaminya

PALU, – Nurifa, istri Bado alias Abu Urwah alias Osama, salah satu kelompok Santoso yang tewas dalam kontak senjata dengan aparat brimob di Pegunungan Langka Poso Pesisir Utara hari Selasa (18/08/2015) kemarin, memastikan bahwa jenazah yang berada di Rumah Sakit Bhayangkara tersebut adalah suaminya. Nurifa meminta pihak kepolisian segera memulangkan jenazah suaminya untuk segera dikuburkan di kampung halamannya di Poso Pesisir Utara.
Jumat kemarin, Nurifa, istri Bado alias Abu Urwah alias Osama, salah satu orang yang masuk dalam DPO pihak kepolisian, mendatangi kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Palu. Nurifa datang bersama anaknya didampingi oleh Tim Pengacara Muslim. Sebelumnya, pihak kepolisian mengambil sampel darah Nurifa dan anaknya untuk dicocokkan D-N-A nya dengan jenazah yang ada di kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Palu.
Secara fisik, Nurifah mengaku jenazah tersebut adalah suaminya, Bado alias Abu Urwah alias Osama. Ciri-ciri yang menonjol adalah tanda lahir yang ada di bagian leher suaminya.
Bado, memang sudah tiga tahun menghilang dan meninggalkan anak istrinya. Menurut Nurifa, suaminya tiba-tiba saja menghilang tanpa memberitahu kemana tujuan kepergiannya. Nurifa sendiri mengaku tidak pernah bertemu lagi dengan suaminya sejak menghilang tiga tahun lalu. Nurifa baru mengetahui suaminya ikut dalam kelompok Santoso setelah melihat foto suaminya di daftar pencarian orang yang dirilis polisi.
Dia meminta pihak kepolisian untuk segera mengembalikan jenazah kepada pihak keluarga untuk dikuburkan. Pihak keluarga sudah menyiapkan rencana pemakaman jenazah Bado di dekat rumahnya di Dusun Uweralulu Desa Masani, Poso Pesisir Utara.
“Sejak tiga tahun lalu Saya tidak pernah ketemu lagi dengan suami saya. Sejak itu saya juga tinggalkan kampung dan tinggal di Palu. Secara fisik memang jenazah itu suami saya Bado. Ciri-cirinya ada tahi lalat di lehernya,’’ kata Nurifa di kantor pengacara di Jalan Ahmad Yani Pal Sabtu (22/08/2015).
Bado tewas dalam kontak senjata dengan pasukan brimob Polda Sulteng di Pegunungan Langka dengan beberapa luka tembakan. Bado tewas setelah pihak kepolisian menemukan camp pelatihan mereka di gunung langka. Selain Bado, satu orang perwira Brimob Polda Sulteng, AKP Anumerta Bryan Theophany Tatontos, juga ikut tewas, disergap Kelompok Santoso saat sedang mengevakuasi jenazah Bado dari pegunungan, Rabu (19/08/2015).
Bado lahir di Sengkang Sulawesi Selatan. Bado sudah berada di Poso sejak tahun 2000-an, dan memiliki kebun di Desa Uweralulu Kecamatan Poso Pesisir. Sebelum akhirnya dinyatakan bergabung dengan kelompok Santoso, Bado menghabiskan waktunya untuk berkebun kakao di dekat rumahnya. Tidak ada yang mengetahui apa alasan pemuda pendiam ini akhirnya masuk hutan dan menjadi bagian dari Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso(kabarselebes)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

%d bloggers like this: