PALU, – Aparat kepolisian di Poso, berhasil menyita senjata milik kelompok terduga teroris pimpinan Santoso dalam kontak senjata di Gunung Langka Poso Pesisir Utara. Tak tanggung-tanggung, senjata yang disita itu adalah jenis senjata api sniper M60 organik merek Bareta, buatan Amerika. Senjata ini merupakan senjata berat yang bisa menghancurkan tank.
Inilah senjata milik kelompok Santoso yang disita dalam kontak senjata dengan aparat brimob di pegunungan langka Poso Pesisir Utara hari selasa kemarin. Senjata api sniper M160 organik merek bareta, ini disita bersama barang bukti lainnya di camp pelatihan tempat kelompok Santoso di gunung langka. Senjata buatan amerika ini biasa digunakan tentara amerika untuk menghancurkan tank.
Selain senjata anti tank, polisi juga menyita 4 buah peluru kaliber 12,7 milimeter, satu pucuk senjata rakitan laras panjang, 28 buah bom pipa jenis lontong, satu buah laptop kecil, satu buah handycam, 4 buah bendera mit, serbuk black powder, 4 batere, 4 lembar peta, charger handphone dan handytalky, 8 buah handytalky, 8 buah power bank, buku-buku jihad dan sejumlah catatan.
Polisi menduga, senjata tersebut masuk ke poso melalui laut dari Filipina. Polisi juga kelompok ini mendapat sokongan dari pihak luar yang kini sudah diketahui oleh pihak kepolisian, dan berhubungan dengan kelompok radikal lain, di Filipina dan Syiria. Sehingga diduga, kelompok Santoso memilik persenjataan yang lebih lengkap dari dugaan polisi selama ini.
“Bisa dikatakan bahwa persenjataan kelompok itu lengkap. Tapi itu kan baru analisis intelijen. Tapi pastinya, kalau senjata seperti ini bisa ada di tangan mereka tidak menutup kemungkinan lebih dari ini pun ada pada mereka,” kata Kapolda Sulteng Brigjen Pol Idham Azis kepada wartawan di Mapolda Sulteng Jumat (21/08/2015) pagi.
Dari informasi kepolisian, kelompok mujahidin indonesia timur pimpinan santoso semakin kuat dengan bergabungnya sisa kelompok daeng koro yang kocar-kacir setelah daeng koro tewas dalam penyergapan di sakina jaya, parigi moutong beberapa bulan lalu. Saat ini, kelompok santoso sudah berjumlah sekitar 30 orang dengan dukungan persenjataan lengkap.
“Memang dukungan dari pihak lain itu sangat nyata. Dan kami sudah bisa mengendus dukungan yang mereka dapatkan dari luar daerah Sulawesi ini,’’ pungkas Idham Azis.(ms)