Dari Janji Longki Hingga Keluhan Rusaknya Jalan Poros Labean-Manimbaya

DONGGALA – Beberapa titik di ruas jalan poros Labean – Manimbaya kecamatan

Balaesang Tanjung, rusak parah. Kondisi tersebut dikeluhkan warga karena

kerusakan hampir merata se-Kecamatan Balaesan Tanjung.

Jefri (40), salah seorang warga desa Malei, berharap kerusakan jalan

tersebut segera dibenahi.

Tinggal di balaesang tanjung ini cukup menderita sudah jalan rusak, signal

pun hilang-hilang. Padahal Pak Gubernur Longki Djanggola, pada masa

kampanye yang lalu menjanjikan, bila beliau terpilih akan meminta kepada

pihak operator Tekomsel untuk mendirikan tower di Kec. Balaesang Tanjung.

“Namun nyatanya sampai sekarang jabatan Gubernur sudah mau berakhir, tidak

ada tower berdiri. Mudah-mudahan ini tidak hanya janji politik saat

menjelang Pemilukada,” ungkap Jefri sebagaimana ditirukan Moh. Masykur,

anggota DPRD Sutleng.

Setiap hari, ribuan warga, dari pelajar, pedagang, hingga pegawai, petani,

nelayan mengandalkan jalur tersebut untuk beraktivitas atau pergi ke ibu

kota kecamatan.

Jalan ini merupakan akses satu-satunya warga 8 Desa di Kecamatan Balaesang

Tanjung. desa-desa di Kec. Balaesang Tanjung: Desa Walandano, Malei,

Kamonji, Ketong, Manimbaya, Rano, Pomolulu dan Palau.

Jumlah penduduk se-Kecamatan Balaesang Tanjung ±10.000 jiwa, mestinya ini

harus menjadi perhatian bahkan prioritas. Karena Balaesang Tanjung memiliki

hasil bumi yang melimpah.

Di beberapa titik, badan jalan ambles dan bergelombang. Pada musim hujan

seperti saat ini, lubang jalan membentuk genangan karena dipenuhi air pada

ruas jalan yang rata.

Sedangkan kerusakan ruas jalan pada pegunungan kondisinya lebih parah dan

sangat membahayakan pengguna jalan. Untuk pengendara kendaraan roda dua

sering menurunkan orang yang diboncengnya bila melintasi ruas jalan rusak

yang dipegunungan karena takut jatuh.

Rahmat (38), warga desa Rano Menuturkan, Balaesang Tanjung ini sudah 5

tahun mekar, namun jalannya belum juga baik. Entah kenapa sampai belum

diperbaiki.

Hal senada juga disampaikan Puasna warga desa Rano, mimpi masyarakat akan

jalan yang layak dan tidak lubang-lubang sudah lama di dambakan seluruh

warga kecamatan balaesang Tanjung.

Potensi obyek wisata yang cukup menarik. Desa Rano dengan Danau Ranonya dan

meriami peninggalan jaman penjajah.

Pada musyawarah diskusi pembentukan unit Usaha BUMDes desa Rano. Terungkap

dalam forum bahwa masyarakat ingin menjadikan desa yang mandiri dan desa

wisata.

Saat ini telah ada Listrik Desa tenaga Air dengan sekala kecil yang

digunakan warga desa hibah dari Bank Indonesia (BI). Memang belum seluruh

masyarakat desa yang mendapat aliran listrik karena dayanya dan kabelnya

belum dapat menjangkau, ungkap Saiful Bakri ( Kepala Desa PLT)(BP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

%d bloggers like this: