DOB Harusnya Tidak Dijadikan Komoditi Politik

Oleh: Moh. Rifai M. Hadi

PERHELATAN demokrasi tahun 2015 semakin panas. Pesta demokrasi, yang rencananya akan dilaksanakan secara serentak di beberapa kabupaten dan kota di Sulawesi Tengah menjadi pertarungan yang sengit di antara Partai-partai politik dan kandidat yang ada. Namun, ada satu isu yang mencuat dan menguat ke publik di kala pesta demokrasi akan dilaksanakan. Yaitu, isu pemekaran daerah otonom baru (DOB). DOB kembali mencuat dikala pesta demokrasi semakin dekat. Hal ini begitu saya sayangkan.

Salah satunya adalah Kabupaten Dondo-Dampal (Donpal), yang semenjak beberapa tahun lalu, diisukan akan “bercerai” dengan Kabupaten Tolitoli (Kabupaten induk). Namun, isu-isu itu hanya mencuat ketika Pileg dan Pilkada akan dilaksanakan. Harusnya dijadikan isu strategis sebagaimana yang diharapakan oleh masyarakat Dondo-Dampal. Bukan malah dijadikan bahan menarik simpatik masyarakat menjelang pemilu.

Pemilu tahun 2004, isu pemekaran Dondo-Dampal begitu kencang mencuat ke publik, namun, ketika terpilih, isu itu kembali redam. Artinya, ada dugaan bahwa isu pemekaran ini hanya dijadikan alat komoditi politik untuk naik menjadi pejabat negara. Begitupun pemilu tahun 2009 lalu, isu itu pun kembali mencuat. Dan pada pemilu tahun 2014, isu pemekaran itu kembali dimanfaatkan.

Saat ini, isu pemekaran daerah otonom baru itu pun kembali terangkat ke permukaan, setelah lama tenggelam. Ini sangat di sayangkan.

Secara pribadi saya mendukung pemekaran daerah otonom baru, dalam hal ini adalah Dondo-Dampal, sebagai upaya untuk mempercepat kesejahteraan rakyat. Namun, bukan berarti hal itu dijadikan sebagai batu loncatan untuk meraih simpati, dan pada akhirnya terpilih untuk menduduki satu kursi tertentu. Harusnya, perjuangan itu dilakukan secara kolektif dan berkesinambungan, sehingga cita-cita dapat tercapai.

Sekali lagi, ini sangat saya sayangkan, dan ini sebuah kritikan bagi para politisi yang akan bertarung di pesta demokrasi mendatang. Bahwa perjuangan untuk mensejahterakan rakyat bukan untuk bahan permainan di tengah-tengah besarnya keinginan rakyat ingin memekarkan wilayahnya.

Olehnya, para kandidat kepala daerah nantinya, tidak menjadikan pemekaran daerah sebagai komoditi politik untuk meraih kursi. Harus betul-betul memperjuangkan cita-cita itu. ***

*) Penulis adalah pemuda dari Kecamatan Dondo Kabupaten Tolitoli, mantan Ketua Umum Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Dondo (IPPMD)-Palu tahun 2011-2012.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

%d bloggers like this: