Sigi, Metrosulawesi.com – Industri rumah tangga pengolahan sagu yang diproduksi oleh warga Desa Bagga, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, sangat membutuhkan perhatian serius dari Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi. Pasalnya, cara memproduksi sagu mejadi bahan tepung masih mengunakan peralatan secara manual.
Herianto (36), warga Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan mengaku, telah menggeluti usaha sagu sudah cukup lama, yang hanya mengunakan proses pembuatan pengolahan olahan sagu secara manual tanpa mengunakan mesin secara moderen.
“Dengan mengolah hanya menggunakan tangan menjadi sagu, sehingga sagu diolah menjadi cendol dan kegunaan lainya untuk dimakan. Sedangkan Untuk pemerasan ampas sagu pun yang telah diolah, masih mengunakan tangan, atau secara manual saja,” papar Herianto yang didampingi istrinya Alwia, Kamis (16/4).
“Olehnya saya sangat mengaharapkan partisipasi atau bantuan dari pihak pemerintah daerah kabupaten (Pemkab) Sigi. Khususnya pada Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan (Distanakkan), maupun Dinas Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kabupaten Sigi, untuk mesin
pengolahan sagu, karena selama ini saya hanya mengunakan olahan secara manual saja,” kata Herianto.
Selain itu, Rosmina (46) seorang ibu rumah tangga di desa setempat menambahkan, pengolahan sagu seperti ini memang sudah berlangsung cukup lama.
“Usaha pengolahan sagu ini warisan dari orang tua. Sehingga ilmunya pun diperoleh secara turun temurun, tak bisa dipungkiri kalau masyarakat Desa Bangga bisa melakukannya,” tuturnya.(metrosulawesi)