Palu, Metrosulawesi.com – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Abubakar Almahdali mengungkapkan, pengelolaan batu akik pada satu sisi meningkatkan perekonomian masyarakat. Namun, pada sisi lain kata dia bisa mengancam kelestarian lingkungan.
“Apabila dikelola dengan baik tentu akan memberi kehidupan ekonomi bagi masyarakat, tetapi perlu diingat keseimbangan lingkungan harus tetap dijaga, karena semakin menjamur peminat batu, tentu banyak cara untuk melakukan pencarian batu tanpa memperdulikan dampak kerusakan lingkungan,” ujar Abubakar Almahdali pada seminar Industri Batu Akik, di Lapangan Vatulemo, Selasa (14/4).
Seminar dilaksanakan sebagai rangkaian HUT Sulawesi Tengah ke 51. Menurut Abubakar Almahdali, kegemaran atau hobi memakai batu akik saat ini dirasakan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena selain sebagai perhiasan, batu mulia dapat menjadi alat investasi yang menjanjikan.
“Dengan adanya pertumbuhan investasi batu mulia ini, sudah tentu akan meningkatkan ekonomi dan pendapatan masyarakat khususnya para pengrajin batu akik,” kata Abubakar Almahdali.
Menurutnya, potensi batu mulia di Sulawesi Tengah sangat melimpah dan prospeknya sangat menjanjikan bagi masyarakat sebagai mata pencaharian baru. Dia mencontohkan jenis bongkahan batu lidah buaya, batu candel, batu giok dan batu badar besi yang dijumpai dihampir semua kabupaten maupun kota.
Tapi, kata dia bahan baku yang sangat unik dan banyak diminati ini tidak bisa dibudidayakan, dengan itu kita harus berhati-hati mengolahnya karena bisa berpotensi menimbulkan gangguan keamanan lingkungan.(metrosulawesi)